Selasa, 13 Maret 2012

Benarkah banyak Keringat Jantung Lemah

M ungkin saja, Bu-Pak, karena keluarnya banyak keringat bisa merupakan gejala penyakit kronis. Tapi, tak usah panik dulu. Bila tak disertai gejala lain, bisa saja itu memang sudah bawaannya sejak bayi.


Sering, kan, kita jumpai anak yang kepala atau telapak tangannya selalu berkeringat. Sampai-sampai si anak mengadu pada orang tuanya dengan kesal karena setiap kali menulis atau memegang sesuatu, telapak tangannya berkeringat. Habis dilap, keringat akan mengucur kembali.


Bahkan, ada anak yang tetap berkeringat meski berada di ruangan ber-AC. Akibatnya, orang tua terpancing dan menduga anaknya masih kepanasan, sehingga AC-nya dibuat lebih dingin dengan harapan anaknya enggak berkeringat lagi. Tapi, ternyata anak tetap berkeringat.
Nah, kebanyakan orang tua lantas menjadi cemas, "Jangan-jangan anak saya terkena penyakit jantung." Bukankah salah satu gejala penyakit jantung adalah penderita mengeluarkan banyak keringat?


DISERTAI GEJALA LAIN
Memang, seperti diakui Dr. Najib Advani, Sp.AK, MMed. Paed.,  keluarnya banyak keringat bisa merupakan gejala penyakit kronis, seperti TBC, Malaria, atau gagal jantung. "Tapi jangan dibalik, lo. Bukan banyak keringat yang mengakibatkan penyakit jantung, misalnya," tukas spesialis anak Konsultan Ahli Jantung Anak Bagian Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta ini.


Keluarnya banyak keringat juga bisa ditemukan pada anak yang memang punya kecenderungan untuk alergi (atopi). Selain itu, tumor pada kelenjar adrenalin juga bisa menyebabkan banyaknya keringat yang keluar. "Tapi ini biasanya disertai dengan gelisah dan tekanan darah tinggi," tutur Najib. Anak dengan obesitas juga sering banyak mengeluarkan keringat, "karena lapisan lemaknya tebal, sehingga ia merasa panas terus," lanjutnya.


Penghentian pemakaian obat-obat tertentu, seperti obat penenang, juga bisa membuat anak berkeringat. "Kalau pemberian obat dihentikan, anak jadi gelisah. Akibatnya, keringat bercucuran." Kondisi lain, karena hipoglikemi (kadar gula darah dalam tubuh menurun), kondisi hipertiroid (kelebihan hormon tiroid), kekurangan vitamin B6, atau karena intoksikasi (keracunan) salisilat. "Salisilat adalah salah satu obat penurun panas. Jika dosis yang diberikan berlebih akan membuat anak banyak berkeringat."


Dengan demikian, kita patut curiga bila si kecil mengeluarkan banyak keringat disertai gejala-gejala lain, atau sebelumnya tak pernah berkeringat dan tiba-tiba di usia 2 tahun ia mengeluarkan banyak keringat dibarengi gejala-gejala lain.
Misalnya, anak banyak berkeringat dibarengi sesak napas, mungkin merupakan penyakit jantung. Atau, bayi yang enggak kuat menyusu; saat menyusu sebentar-sebentar berhenti dan berkeringat. "Kita harus curiga dan segera membawanya ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut," tukas Najib.


KONDISI YANG NORMAL
Jadi, Bu-Pak, jangan keburu cemas dulu, apalagi sampai panik bila si kecil mengeluarkan banyak keringat. Kalau memang tak ada gejala lain yang menyertainya, berarti banyaknya keringat yang dikeluarkan merupakan kondisi normal yang sering dijumpai pada anak. Terlebih lagi, kata Najib, pada kebanyakan kasus, banyaknya keringat yang keluar bukan lantaran penyakit atau kelainan tertentu. "Bisa saja memang bawaan anak begitu, sejak bayi memang sudah banyak atau gampang berkeringat."


Ada beberapa kondisi yang bisa membuat anak banyak berkeringat. Diantaranya, emosi. Misalnya, stres. "Ini bisa menyebabkan keringat yang keluar bertambah." terang Najib. Kondisi lain, mungkin pakaian yang dikenakannya terlalu tebal. Apalagi bila gerakan-gerakan fisiknya juga bisa membuat ia gampang berkeringat. "Anak yang sedang demam atau baru sembuh dari demam pun akan mudah berkeringat," tambah Najib.
Disamping itu, suhu lingkungan yang tinggi. Bukankah jika suhu lingkungan tinggi, maka suhu tubuh pun akan terpengaruh? Sehingga, secara mekanisme alamiah, keluarlah keringat. Jadi, normal, kan? Justru dengan keluarnya keringat, suhu tubuh akan turun. Badan pun jadi dingin karena keringat yang keluar akan menguap dan mengambil panas dari kulit.


Oh ya, spicy food atau makanan yang berbumbu, seperti lada atau cabe, juga akan semakin merangsang pengeluaran keringat. Enggak usah pada anak, kita saja yang dewasa jika mengkonsumsi makanan dengan kandungan lada atau cabe juga akan berkeringat lebih banyak dari biasanya. Iya, kan?
KURANGI FAKTOR PENCETUSNYA


Nah, sekarang udah lebih tenang, kan, Bu-Pak? Saran Najib, Ibu-Bapak tak perlu berprasangka yang bukan-bukan selama si kecil pertumbuhannya bagus dan enggak ada gejala-gejala lain yang menyertainya. Apalagi biasanya, semakin besar anak, kondisi ini juga akan semakin menghilang, kok.
Memang ada obat-obatan yang bisa mengurangi pengeluaran keringat untuk sementara waktu. "Tapi, begitu pemakaian obat dihentikan, anak akan kembali berkeringat. Jadi, kita memang enggak anjurkan. Masalahnya, sampai kapan kita harus memberinya obat," tutur Najib.


Yang perlu diperhatikan justru mengurangi faktor-faktor pencetus banyaknya pengeluaran keringat. Misalnya, kalau sudah tahu si anak lebih mudah berkeringat, ya, jangan memakaikan baju tebal-tebal di siang hari bolong. Apalagi saat anaknya sedang beraktivitas di luar rumah. "Sebaiknya gunakan bahan yang menyerap keringat." Kemudian, hindari makanan pencetus, seperti yang mengandung lada dan cabe.


Pada anak obesitas, dianjurkan untuk mengurangi berat badan atau paling tidak pertambahan berat badannya dikurangi. Misalnya, diet; banyak makan sayur dan buah-buahan, hindari makanan yang berlemak dan berkabohidrat tinggi.


Pasti, deh, sekarang Bapak-Ibu sudah enggak khawatir lagi. Iya, kan?
Hasto Prianggoro




Sumber:tabloidnova.com

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Updates Via E-Mail