14 Februari, hari yang sering disebut sebagai Hari Kasih Sayang tinggal satu hari saja. Asal usul perayaan tahunan ini masih menjadi bahan perdebatan. Namun, banyak orang tetap menjadikan hari itu sebagai momen puncak untuk berbagi kasih dengan orang, bahkan hewan peliharaan, yang mereka sayangi.
Berdasarkan kisah sejarah, kira-kira 17 abad yang lalu Hari Kasih Sayang merupakan suatu perayaan tahunan bangsa Romawi yang kala itu masih menganut kepercayaan Pagan. Pada perayaan ini, masyarakat Romawi mempersembahkan kurban berupa kambing kepada Dewa Kesuburan yang bernama Lupercus.
Namun, di kota Roma dan negara Inggris serta Prancis, asal usul perayaan Hari Valentine dikaitkan dengan seorang tokoh pendeta yang bernama Valentinus. Pendeta ini melawan perintah larangan menikah dari Kaisar Claudius. Ia tetap menikahkan para pasangan yang jatuh cinta secara diam-diam sampai akhirnya ketahuan dan dihukum mati.
Terlepas dari riwayatnya yang masih abu-abu, Hari Valentine saat ini erat dikaitkan dengan tradisi Barat. Memang, sebagian besar warga di negara-negara Barat selalu merayakan Hari Valentine secara spesial. Namun, tahukan kamu kalau ada perayaan yang mirip Hari Valentine namun dengan tradisi lokal di beberapa negara lain?

Di Tiongkok, ada perayaan yang disebut Qi Xi atau Malam Tujuh-tujuh. Berbeda dengan Valentine yang selalu dirayakan tiap tanggal 14 Februari tiap tahunnya, Qi Xi dirayakan pada hari ketujuh pada bulan ketujuh menurut kalender Tiongkok. Tahun ini, perayaan jatuh pada tanggal 23 Agustus.
Perayaan Qi Xi konon menjadi inspirasi tradisi serupa di Jepang dan Vietnam. Di Jepang, tradisi ini disebut Tanabata yang jatuh pada tanggal 7 Juli. Di Vietnam, tradisi ini disebut Ngưu Lang Chức Nữ.

Di India, ada pula perayaan hari kasih sayang terutama dirayakan oleh pasangan kekasih. Di sana, tradisi ini dilakukan untuk menyembah Dewa Cinta, Kamadeva. Tradisi ini disebut pula dalam kitab Kamasutra yang terkenal di dunia.
Namun, tradisi ini sudah mulai ditinggalkan diperkirakan sejak zaman Abad Pertengahan. Mulai tahun 90an, masyarakat India benar-benar meninggalkan tradisi tersebut setelah banyak acara TV dan program radio yang membawa semangat Hari Valentine ala Barat. Para tokoh tradisional Hindu dan Islam di India selalu menyerukan penolakan terhadap perayaan ini. Selain mereka, banyak tokoh liberal dan sayap kiri yang juga mengritik Hari Valentine karena dianggap sebagai produk barat dan membawa agenda kaum kapitalis.

Perayaan mirip Hari Valentine juga ada ada di daerah Timur Tengah. Di Iran, satu hari khusus untuk merayakan kasih sayang, persahabatan, dan cinta terhadap bumi disebut Sepandarmazgan atau Esfandegan.
Seperti di India, perayaan ini juga tenggelam karena banyaknya warga yang memilih merayakan Hari Valentine pada tanggal 14 Februari. Sejak tahun 2006, Asosiasi Fenomena Alam dan Budaya iran telah berusaha menjadikan Sepandarmazgan sebagai hari raya nasional tiap tanggal 17 Februari untuk menggantikan Hari Valentine.
Warga Yahudi di Israel juga punya perayaan hari kasih sayang yang bernama Tu B’Ay. Hari ini menjadi hari favorit bagi pasangan kekasih untuk melangsungkan pernikahan.