Dunia Fotografi - Pada artikel kami yang lalu telah membahas tentang tipe lensa DSLR yang ada di pasaran, dan itu bisa menjadi permulaan untuk menjawab pertanyaan berikut: Lensa mana yang harus Saya beli?
Dalam artikel kali ini InFotografi akan membahas beberapa faktor
sebagai pertimbangan ketika akan membeli Lensa DSLR. Setiap fitur di
bawah ini akan berbeda di setiap lensa.
Kecepatan Lensa
Kecepatan lensa bisa jadi merupakan pokok bahasan ketika Sobat mencari
sebuah lensa baru. Kecepatan atau seberapa cepat sebuah lensa sebenarnya
berhubungan erat dengan Aperture maksimal yang dimiliki oleh lensa
tersebut. Aperture merupakan ukuran bukaan lensa ketika tombol shutter
ditekan (atau seberapa banyak cahaya masuk ke dalam kamera). Aperture
dilambangkan dengan F (f-stop).
Sobat bisa membaca artikel kami tentang aperture di: Mengenal Aperture dalam Fotografi.
Semakin kecil bilangan maka semakin besar lubang, dan akan ada lebih
banyak cahaya yang masuk dalam satu waktu. Hal ini berarti Shutter Speed menjadi lebih cepat, dengan alasan inilah mengapa muncul istilah 'cepat' atau 'lebih cepat'
Besarnya Aperture maksimal lensa bisa membantu Sobat dalam beberapa hal antara lain:
- Lensa "cepat" dengan aperture maksimal f/1.4 memungkinkan kalian memotret ditempat yang relatif lebih gelap dibandingkan dengan lensa yang memiliki aperture maksimal f/4 atau f/5.6. Hal ini tidak membuat lensa yang lebih lambat menjadi jelek, tapi layak untuk diketahui.
- Lensa yang "lebih cepat" memungkinkan kalian untuk mengambil obyek gerak dan memotretnya tanpa mendapatkan motion blur
- Lensa "cepat" memungkinkan kalian untuk mendapatkan Depth of Field yang lebih tipis/sempit. Ini berarti ketika kalian memfokuskan pada subyek yang ada di foreground maka background akan menjadi blur atau tidak fokus. Memiliki lensa 'cepat' tentu saja berarti ada kemungkinan fokus menjadi sedikit lebih 'tricky', mengingat Depth of Field yang digunakan sangat tipis/sempit. Sebagai contoh ketika memotret portrait sebuah wajah dengan Aperture f/1.4 dan memfokuskannya pada mata, maka kemungkinan besar kalian akan mendapati hidung sedikit tidak terfokus.
- Lensa 'cepat' biasanya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan lensa lain yang lebih lambat.
- Lensa yang lebih "cepat" akan membantu dalam hal flash photography dalam hal merekeam atau mengambil ambient light
Sebagai referensi, kecepatan lensa
dengan aperture f/4 biasanya bagus untuk tujuan pemotretan general
dengan kondisi pencahayaan yang bagus. f/5.6 membutuhkan pencahayaan
yang bagus atau fitur image stabilization (IS/VR), jika Sobat memotret indoor tanpa flash,
maka setidaknya gunakan lensa dengan f/2.8, dan jika Sobat memotret
sport indoor maka setidaknya gunakan f/2.0 atau bahkan lebih 'cepat'
dari itu.
Focal Length
Focal length merupakan panjang dari lensa yang sobat gunakan (satuan mm
merupakan satuan pengukuran focal length dari sebuah lensa). Pengukuran
ini adalah jarak antar optik ditengah-tengah lensa ke focal point pada
sensor kamera. Apa yang harus Sobat tahu adalah bahwa focal length dari
sebuah lensa menginformasikan pada kalian pada saat memotret berapa
besar subyek tersebut akan diperbesar. Focal Length juga
menginformasikan angle of view yang kalian dapat.
Jarak Fokus
Ini merupakan pengukuran antara bagian akhir lensa dengan titik terdekat
kemampuan fokus. Hal ini berguna sekali ketika dalam pemotretan makro
atau close-up photography, mengingat jenis fotografi ini membutuhkan
jarak yang sangat dekat dengan obyek foto.
Image Stabilization
Kebanyakan lensa DSLR sekarang ini sudah dilengkapi dengan fitur image
stabilization (pada canon dikenal dengan IS, dan pada lensa Nikon
dikenal dengan VR). Fitur ini berguna untuk meminimalkan getaran atau
guncangan kamera (Camera Shake).
Camera Shake adalah gerakan yang terjadi pada saat shutter terbuka.
Kejadian ini memiliki dampak lebih besar terhadap hasil foto ketika kita
menggunakan slow speed, tidak menggunakan tripod dan waktu menggunakan lensa dengan focal length yang lebih panjang.
Setiap lensa dan kemera memiliki tipe IS yang berbeda, tetapi kebanyakan
lensa DSLR yang memiliki fitur ini berisi sensor gyro yang mampu
mengoreksi setiap getaran kamera. Kami juga tidak begitu memahami
mekanisme IS ini tetapi yang pasti semua lensa Canon atau Nikon yang
memiliki fitur ini memungkinkan kita untuk memotret dengan hanya
memegang kamera (tanpa tripod) dan dengan shutter speed lebih lambat.
Memang IS membantu fotografer dalam mengurangi getaran kamera pada saat
tingkat cahaya rendah, tetapi tetap saja tidak membekukan (freeze) obyek
yang bergerak. Pada dasarnya IS memudahkan kita memotret pada shutter
speed yang lebih rendah dimana aperture kamera terbuka sedikit lebih
lama, tetapi jika subyek foto kalian bergerak berarti akan mengakibatkan
lebih banyak blur.
Fitur IS berarti biaya tambahan pada sebuah lensa, jadi Sobat butuh
pertimbangan apakah aktifitas pemotretan dengan lensa tersebut
membutuhkan fitur ini atau tidak. contoh: apakah Sobat sering memotret
pada kondisi cahaya rendah dnegan menggunakan focal length yang panjang
tanpa tripod?
Bahan dan Kualitas Lensa
Lensa memiliki banyak variasi dalam segi kualitas bahan dan
konstruksinya. Sobat bisa membedakan lensa tersebut dengan memegang Dua
lensa yang berbeda dan rasakan bobotnya. Sebagai contoh pada lensa Canon
50mm (f/1.4 dan f/1.8), ada perbedaan yang mencolok pada dua lensa
tersebut berkaitan dengan berat dan bahan yang digunakan. Lensa 50mm
f/1.8 memiliki bahan yang dominan dengan plastik dibandingkan lensa 50mm
f/1.4.
Produsen lensa kebanyaka memiliki tingkatan lensa yang berbeda. Sebagai
contoh pada tingkatan Canon ada seri yang disebut dengan lensa
'L-Series'. Sobat bisa dengan mudah mengenalinya dari cincin merah yang
melingkar di badan lensa. Lensa L-Series ini memang didesain dengan
kualitas mewah dan diperuntukkan bagi profesional, dan menggunakan
elemen optik serta kaca yang berkualitas tinggi. Lensa ini umumnya
berat, cukup 'cepat', fokus yang cepat dan bisa menghasilkan foto-foto
yang luar biasa.
Ulasan diatas bukan berarti bahwa lensa ini sempurna bagi setiap orang.
pertimbangan tentang anggaran bagi seorang fotografer juga berperan dan
percayalah banyak lensa-lensa lain yang bisa menghasilkan foto yang
bagus.
Biaya (Budget)
Pertimbangan dalam membeli lensa ketika akan melakukan upgrade adalah
biaya. Kebanyakan orang memang setuju bahwa "Kita mendapatkan apa yang
kita bayar", dan kami lebih memilih mengupgrade lensa dibandingkan
dengan menggangi body kamera (tergantung kondisi). Sedikit waspada
dengan 'lensa kit'
bawaan kamera kalian. Pada banyak kondisi lensa tersebut memang bagus,
tetapi menurut kami akan lebih baik jika kita membeli hanya bodi kamera
dan kemudian memilih lensa yang lebih baik dari kit.
Merk
banyak sekali argumen seputar penggunaan lensa bahwa untuk menghasilkan
foto-foto bagus kita harus tetap menggunakan lensa dengan merk yang sama
dengan kamera, dibandingkan dengan menggunakan lensa yang lebih murah
seperti Sigma, Thamron dan lain-lain. menurut kami untuk pertama kali
cobaah mencari lensa yang semerek dan jika kalian tidak menemukannya
maka cobalah lensa Third Party. Pengalaman membuktikan bahwa
semua produsen atau merk lensa memiliki lensa yang bagus dan jelek yang
beredar di pasaran. Lakukan riset pada lensa-lensa tersebut sebelum
membeli. Ada banyak website serta forum yang memberikan review serta
perbandingan.
0 komentar:
Posting Komentar