Teknik Fotografi
- Pastinya ada banyak sekali alasan kenapa Kita mencintai fotografi,
dan alasan yang paling sederhana adalah karena sebuah foto atau foto
berseri yang memiliki cerita pada saat kita melihatnya. Selama
berabad-abad orang-orang berkumpul di sekitar api unggun, alun-alun
tengah kota, makan bersama dan menceritakan kisah mereka masing-masing,
dan ini sudah menjadi sebuah kebiasaan bahkan kebudayaan yang sering
dilakukan. Sekarang sedikit banyaknya hal tersebut mulai bergeser,
banyak orang-orang tua yang mengeluh bahwa seni bercerita telah hilang
seiring dengan berkembangnya teknologi.
Ilustrasi diatas memang ada benarnya, tetapi kemungkinan juga hanya cara
kita bercerita telah berubah. Salah satu media untuk bercerita pada era
sekarang adalah lewat fotografi digital. Sebuah foto memiliki kemampuan
untuk menunjukkan emosi, gairah, narasi, gagasan serta pesan, dan semua
itu adalah elemen-elemen penting dari aktifitas "bercerita". Tentu saja
menceritakan sebuah kisah bukanlah suatu hal yang terjadi begitu saja.
Seorang pencerita atau pendongeng yang baik pasti telah belajar
bagaimana bercerita dan mengaplikasikan keahlian mereka. Berikut ini
adalah beberapa tips bercerita lewat fotografi.
Cerita Pendek
Cerita datang di semua bentuk serta ukuran. Beberapa adalah cerita
panjang (novel sampai trilogi) tetapi lainnya bisa merupakan cerita
pendek, jika kita melihat dari sudut pandang fotografi bisa jadi itu
merupakan satu atau dua foto yang bisa bercerita. Kebanyakan fotografi
surat kabar cocok dalam kategori foto cerita, dimana satu foto
menggambarkan esensi dari sebuah cerita yang disertakan dalam surat
kabar tersebut. Dalam surat kabar tidak memiliki beberapa frame
eksklusif yang berisi perkenalan, ulasan, serta kesimpulan, jadi surat
kabar hampir selalu berusaha menceritakan kisah tentang satu aktifitas
daripada cerita atau event yang panjang.
Foto yang bisa bercerita memerlukan sesuatu yang unik untuk menarik
perhatian orang. Mereka biasanya memiliki focal point yang secara narasi
atau visual mengarahkan orang ke dalam foto tersebut. Foto yang berisi
cerita pendek kebanyakan membawa penikmat foto agar bertanya-tanya dan
berpikir tentang apa yang mereka lihat, bukan karena mereka tidak
mengerti, melainkan karena timbul sebuah intrik dan membayangkan apa
yang terjadi di balik foto tersebut, dan menerka-nerka adegan-adegan
berikutnya setelah gambar tersebut diambil.
Ciptakan Hubungan
Ketika bercerita melalui satu gambar atau foto pertimbangkan untuk
memasukkan lebih dari satu orang ke dalam frame, melakukan ini berarti
Anda memasukkan unsur "relasi" ke dalam foto, dimana akan menumbuhkan
pengalaman visual orang yang melihat foto. Perlu diingat,
berhati-hatilah melakukan framing terhadap orang kedua dari foto Anda
bisa menambah cerita yang Anda coba ceritakan. Meninggalkan bukti orang
kedua yang tak terlihat dalam foto bisa menimbulkan pertanyaan pada
benak orang yang melihat foto Anda (Contoh: sebuah foto seseorang yang
sendirian di meja dengan Dua gelas kopi di depannya, atau foto seseorang
yang seolah-olah berbicara pada orang yang tak terlihat). Elemen yang
tidak terlihat bisa merubah cerita cukup signifikan.
Berpikirlah Tentang Konteks
Apa yang terjadi di sekitar subyek? Apa yang ada pada background? Apa
yang diceritakan elemen lain dalam foto tentang subyek utama dan apa
yang terjadi dalam hidup mereka? Tentu Anda tidak ingin terlalu
melakukan skenario pada background Anda, melakukannya akan mengakibatkan
foto Anda menjadi klise.
Cerita Dengan Foto Berseri
Salah satu kesalahan yang biasa
ditemukan pada seorang fotografer pemula, adalah mereka cenderung
berusaha menempatkan setiap elemen cerita ke dalam setiap foto yang
diambil. Hal ini akan menghasilkan foto bisa dikatakan 'sedikit kacau'
dimana di dalam foto tersebut ada banyak focal point dan itu akan
membingungkan orang yang melihatnya. Salah satu cara yang bisa
menghindari hal ini dan tetap bertujuan menyampaikan sebuah cerita
adalah dengan mengambil foto berseri, dengan artian apa yang Anda
lakukan adalah membuat semacam film dengan menggunakan foto Anda.
Seperti yang kita ketahui sebuah film adalah ribuan foto yang berurutan
dan berjalan bersamaan untuk menyampaikan sebuah cerita.
Foto berseri yang digunakan untuk menyampaikan cerita bisa dalam
berbagai bentuk, termasuk dua atau tiga foto yang diatur sedemikian rupa
dalam sebuah frame atau kolase berisi ratusan foto yang diatur dalam
sebuah album. Foto berseri yang bisa mudah ditemukan dan sangat familiar
adalah aktifitas fotografi yang Kita lakukan pada saat liburan. Sadar
atau tidak, foto berseri tersebut merupakan dokumentasi dari pengalaman
kita berlibur selama beberapa hari atau minggu, bahkan bulan. foto
berseri yang lain adalah foto pernikahan, pesta, konferens, dan
lain-lain.
Struktur
Saya tidak mempelajari secara khusus tentang apa itu seni bercerita,
tetapi bukankah sejak duduk di bangku sekolah Kita mempelajari bagaimana
berkreasi dengan tulisan? dan sebuah cerita yang bagus tidak muncul
begitu saja, mereka butuh perencanaan dan terstruktur. Sebelum mememulai
dunia fotografi, cerita Anda tergantung dari tipe foto yang ingin
diceritakan. Cerita-cerita dasar biasanya akan terdapat elemen-elemen
seperti perkenalan, plot/body dan kesimpulan
1. Perkenalan/Introduksi - Foto yang menempatkan gambar ke dalam
konteks. Foto ini memperkenalkan carakter penting yang ada di dalamnya,
berikan informasi tentang dimana tempat kejadian terjadi, berikan tone
agar foto bisa bercerita dan menginformasikan tema cerita yang berliku.
Sesi perkenalan dibutuhkan untuk menuntun penikmat foto ke dalam badan
cerita, jika Anda pernah membaca sebuah novel, seringkali beberapa
paragraf pertama sangat menentukan apakah orang akan membeli serta
membaca sampai habis novel itu atau tidak. Hal yang sama juga berlaku
pada cerita berbentuk visual. Foto perkenalan/introduksi akan
memberikan suatu alasan pada orang untuk melihat lebih dalam lagi.
Seperti pada album foto travelling, foto-foto awalnya akan
memperlihatkan seseorang yang lagi berkemas, sertakan foto close up peta
tujuan atau tiket untuk memperkuat cerita yang ingin disampaikan.
2. Plot - Cerita yang baik adalah lebih dari kata-kata kosong.
Mereka seharusnya berisi gagasan, perasaan, pengalaman dan lain-lain
pada tingkat yang lebih dalam. Foto yang berisi plot cerita mungkin akan
berisi cerita yang lebih dominan, mereka menunjukkan apa yang sedang
terjadi tetapi tetap berisi tema dan gagasan. berikut ini merupakan
beberapa contoh tema foto cerita:
- Tema visual: Warna serta bentuk yang sering muncul, sebagai contoh album yang berisi foto-foto bangunan dengan bentuk hampir sama serta laut yang biru. Foto-foto seperti itu akan memunculkan karakter yang sangat kuat.
- Tema style: gaya serta teknik fotografi yang berulang, contohnya ketika Anda berlibur di suatu tempat wisata, cobalah untuk memotret foto makro bunga-bunga secara berseri, dan ketika teman Anda melihat koleksi foto tersebut, dia akan menemukan koleksi foto bunga-bunga dari tempat yang berbeda.
- Tema lokasi: Memotret jenis tempat yang mirip atau sama, contoh: memotret tempat dengan background dan aktifitas yang sama, seperti pasar tradisional di berbagai daerah. Anda akan menemukan keunikan dari kemiripan serta perbedaan diantara pasar-pasar tradisional tersebut.
- Tema Relasi/Hubungan : Memotret dengan fokus ke seseorang. Mencoba menangkap cerita suasana hati dari seseorang yang dekat dengan kita atau bisa juga dokumentasi hubungan personal teman-teman kita, saudara, pasangan, dan lain-lain.
Sebuah foto seri yang bercerita bisa terbentuk dari satu atau lebih
tema. Tidak semua foto travelling akan muat dengan hanya satu tema,
tetapi ketika Anda berusaha mewujudkannya dan berhasil, semua pasti akan
terbayar lunas. Terkadang tema foto akan muncul ketika Anda sedang
berada di dalam aktifitas fotografi itu, seperti ketika muncul ide baru
ketika berada dalam perjalanan travelling. Tetapi banyak juga yang
memang harus dipertimbangkan serta dipersiapkan. Seperti contoh diatas,
dimana tema 'pasar' serta 'bunga' merupakan sebuah tema yang harus di
pertimbangkan sebelum melakukan perjalanan. Rencanakan sebuah tema dan
carilah tempat untuk mewujudkan foto-foto Anda.
Beberapa fotografer bahkan menuliskan sendiri daftar foto yang harus
mereka ambil (foto pernikahan), dan yang lain hanya sekedar
mengingat-ingat daftar itu di pikiran mereka. Kebanyakan fotografer yang
baik adalah mereka yang memiliki kemampuan tidak hanya memotret secara
spontan, tetapi juga merencanakan serta mewujudkan foto-foto dalam
sebuah tema fotografi.
3. Kesimpulan - Pencerita yang baik selalu memperhatikan
bagaimana cerita tersebut berakhir. Kesan akhir sangat diperhitungkan
dan pastinya mempertimbangkan foto akhir/penutup akan sangat menentukan
kesan dari penikmat foto Anda. Anda hendaknya membuat cerita tersebut
singkat dan rapi, dan cerita yang bagus terkadang membuat orang
penasaran, tetapi pertimbangkan juga bagaimana jalannya akhir cerita.
Sebagai contoh pada album foto travelling, sertakan foto atau gambar
matahari tenggelam di waktu senja, atau foto air port, pesawat terbang,
makan malam terakhir liburan, dan lain-lain
Editing
Seperti pada novel, sebelum terbit mereka selalu melewati tahap yang
dinamakan editing. Novel tersebut dikaji ulang dan di edit sampai ke
dalam bentuk yang siap jual. Hal ini berlaku juga pada fotografi yang
bercerita, editing dilakukan dari satu foto seperti cropping,
sharpening, color enhancement, dan lain-lain sampek ke presentasi foto
secara berseri. Ketika menyusun dan mepresentasikan foto berseri,
pemilihan foto merupakan pertimbangan yang sangat penting. Pisahkan foto
yang bercerita dan foto orang terdekat dalam album yang terpisah.
0 komentar:
Posting Komentar