KH. Kholil As’ad Syamsul Arifin di Banjarmasin, tepatnya di rumah H. Mansur ( seorang pengusaha Tambang Batu Bara ), kemarin hari Rabu tanggal 30 Nopember memberikan ceramah agama seputar keagungan Nabi Muhammad SAW. Ceramah agama disampaikan dengan bahasa Madura dan kadang juga dicampur dengan bahasa Indonesia. Kemampuan beliau dalam memberikan ceramah/pidato sanggup memukau sekian ribu penonton yang hadir. Bahkan ketika ceramah diakhiri dengan shalawat Nabi yang diiringi irama multi alat musik, membuat beberapa penonton terisak-isak tak mampu membendung tangis karena khusyu’. Saya sendiri mendengarkan senandung lagu dan irama musiknya yang unik, membuat sungai air mata menggelombang. Itulah shalawat. Membuat sejuk, damai, tenang dan bisa membuat pembaca dan yang mendengarkan tak mampu menahan emosi untuk menangis.
Bagi saya illustrasi di atas adalah sebuah bagian dari pengaruh pembacaan shalawat nabi dan keutamaan membaca shalawat Nabi Muhammad SAW. Yang tak kalah sangat pentingnya adalah isi ceramah yang membahas seputar Nabi Muhammad SAW.
Nabi Ibarat Muhammad Pohon
Ummat Nabi Muhammad, manusia dan seluruh alam semesta ini adalah terbuat dari Nur Muhammad SAW. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sebelum menciptakan alam semesta dan isinya Allah menciptakan terlebuih dahulu Nur atau cahaya Nabi Muhammad SAW. Barulah yang lain diciptakan dari Nur tersebut. Alangkah agung dan mulyanya Nabi Muhammad. Jadi jika kita buat sebuah ibarat maka Nabi Muhammad SAW adalah sebuah pohon sedang yang lain cabang dan ranting. Cabang dan ranting akan ada atau muncul jika ada pohon. Jangan menghayal ada ranting jika pohon tidak ada.
Maka dari itu, Kholil As’ad Syamsul Arifin dalam ceramahnya, cabang-cabang adalah para wali Allah dan para Ulama. Sedangkan masyarakat umum adalah ranting. Ranting jangan sampai lepas dari Cabang. Cabang tidak boleh lepas dari pohon. Ummat Islam tidak boleh putus hubungan dengan para wali Allah dan para ulama, demikian juga Wali Allah dan ulama tidak boleh lepas putus dari Nabi Muhammad SAW. Jika ranting lepas atau patah dari pohon, maka pasti ranting bisa dibuang atau dibakar. Ummat Islam juga begitu. Bila lepas dari ulama maka lepas dari ulama maka otomatis putus dari Nabi Muhammad SAW. Jika lepas atau putus hubungan dengan Nabi Muhammad, maka tempatnya tiada lain adalah api neraka. Naudzu Billahi MinDzalika.
Perintah Allah Tentang Shalawat
Shalawat adalah perintah langsung dari Allah SWT. Maka dari itu sebagai hamba kita wajib patuh dan tunduk terhadap perintah Allah. Apakah tidak cukup rahmat Allah kepada nabi Muhammad SAW? Tentu saja rahmat Allah untuk Nabi sangat dan sangat cukup. Bahkan Nabi Muhammad SAW sudah dijamin masuk sorga oleh Allah. Dengan shalawat yang dibaca, harapan kita adalah kita tidak putus dari Nabi Muhammad SAW. Putus dengan Nabi, maka alamat bahaya besar bagi keselamatan kita di dunia dan di akherat. Naudzu Billahi MinDzalika. Kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut. Maka dari itu, shalawat di samping memiliki keutamaan-keutamaan yang luar biasa, juga menjadi penghubung, perekat kita dengan Nabi Muhammad SAW.
Semoga manfaat.
0 komentar:
Posting Komentar