Senin, 12 Maret 2012

Tips cara menghindari Perceraian

Tips Cara Menghindari Perceraian
STUDIOKITA.NET Perceraian adalah musibah dalam sebuah rumah tangga. dengan perceraian maka hancurlah hubungan rumah tangga yang telah dibangun bertahun-tahun bahkan puluhan tahun lamanya.

Interaksi sederhana dan hangat yang dapat menjaga kekuatan cinta dalam rumah tangga kita. Saat kita membaca sumpah pernikahan, kita pasti membayangkan peristiwa-peristiwa besar yang siap kita hadapi bersama, yaitu keadaan suka dan duka. Dan tanpa disadari kita pun mulai melupakan kebiasaan-kebiasaan simpel yang biasa kita lakukan sewaktu berpacaran. Kebiasaan-kebiasaan yang dengan mudah menghangatkan suasana dan dengan cepat menyakinkan kita, bahwa si dia adalah pasangan yang tepat.


Mengapa romantisme simpel itu terlupakan? Karena kebanyakan dari kita berpikir, saat memasuki ikatan pernikahan maka tak perlu pembuktian. Tidak seperti saat masih pacaran, segala hal ditempuh untuk menyakinkan diri dan pasangan bahwa cinta yang kita punya sangat kuat untuk menyempurnakan hidup yang dijalani.

Kita lupa, keyakinan untuk menikahi pasangan karena Anda dan pasangan setiap hari coba untuk merawat cinta yang ada. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan interaksi romantis yang kemudian membentuk rasa nyaman ketika bersama. Dan hal ini yang akan secara alamiah menguatkan ikatan cinta yang kita punya.

Ayo coba ingat-ingat, kapan terakhir kali kita mengekspresikan cinta atau melakukan hal-hal romantis pada pasangan? Prevention pun bertanya kepada para ahli, kebiasaan-kebiasaan simpel apa yang bisa membuat pasangan semakin jatuh cinta dan menguatkan ikatan pernikahan. Dan inilah jawaban para ahli:

1. Makan Malam Romantis


Makan Malam RomantisCobalah untuk membuat jadwal makan malam hanya berdua, bisa sebulan sekali atau tiga bulan sekali. Jelajahi tempat-tempat makan romantis bersama, ini akan jadi bumbu pemanis dalam keriuhan mengurus anak dan rumah. Setidaknya ini yang ditemukan Arthur Aron, PhD., psikolog sosial dari Stony Brook University.

Menurut Aron, saat kita sama-sama mencari tempat makan baru maka ada kesenangan baru yang dapat kita nikmati bersama. “Dan dalam pernikahan, hal ini akan menciptakan energi baru yang akan menguatkan ikatan pernikahan.” Atau jika kita dan pasangan termasuk orang yang suka berpetualang, buatlah aktivitas baru yang diikuti berdua seperti hiking, ikut kelas masak, atau wisata budaya.

“Pilihlah kegiatan yang belum pernah kita lakukan bersama sebelumnya. Sebagai reward-nya, pengalaman baru ini akan membuat otak mengeluarkan hormon dopamin yang merupakan hormon cinta,” papar Aron.

2. ‘Putar’ Kembali Kejadian-Kejadian Lucu Saat Berpacaran


Kejadian-Kejadian Lucu Saat BerpacaranAnak-anak kita bisa jadi merasa cerita semasa pacaran kita bersama suami adalah old stories, tapi menceritakan kembali pengalaman-pengalaman itu akan membuat kita kembali merasakan indahnya jatuh cinta. Ini terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Appalachian State University.

Perguruan tinggi itu melakukan survei terhadap 52 pasangan. Mereka diminta untuk mengingat kembali cerita-cerita menyenangkan semasa pacaran. Pada pasangan yang sering ‘memanggil’ kembali kenangan lama, merasa pernikahannya lebih bahagia. Sebab ketika mereka memundurkan waktu, mereka mengingatnya dengan penuh tawa dan merasakan kembali awal-awal tumbuhnya cinta.

“Dan sebenarnya saat kita menertawakan hal yang sama bersama orang lain, kita telah memvalidasi kebahagiaan yang sama,” ucap Doris Bazzini, PhD., yang merupakan kepala penelitian tersebut. Jadi, selipkan cerita-cerita menyenangkan saat kita duduk makan bersama seluruh anggota keluarga. Jangan lupa untuk menyelipkan kata-kata cinta yang biasa kita berikan pada pasangan ketika masih berpacaran dulu.

3. Jangan Lupa Tanyakan Apa Yang Terjadi Pada Pasangan Kita Sepanjang Hari Ini


Apa Yang Terjadi Pada Pasangan Kita Sepanjang Hari“Bagaimana hari ini sayang, apakah menyenangkan?”. Mungkin terdengar seperti pertanyaan gombal, tapi percayalah, semua orang akan merasa sangat senang ketika ada orang yang menanyakan harinya. Sebab pertanyaan ini akan membuat orang yang kita tanya, merasa tidak menjalani hari-hari sendirian.

Psikolog Angela Hicks, PhD., dari Westminster University, bahkan menyarankan agar kita menanyakan hal itu kepada pasangan sesaat sebelum tidur. Sebab studi yang dilakukannya menemukan fakta, pasangan yang biasa memotivasi sebelum tidur dengan saling bercerita mengenai aktivitasnya seharian penuh, merasa lebih bahagia ketika bangun tidur. Karena malam harinya, mereka merasa ikatan dan intimasi yang terbentuk bersama pasangan semakin kuat. Sehingga di pagi hari, mereka bangun dengan penuh rasa cinta.

4. Saat Berbeda Pendapat, Cobalah Untuk Berargumentasi Dengan Baik, Jangan Merendahkan Pasangan


Saat Berbeda PendapatCoba perhatikan, saat kita masih berpacaran dengan suami, sering kali kita menerima dengan baik perbedaan pendapat. Tapi setelah menikah, kita malah menuntut suami untuk selalu mengikuti apa yang kita mau. Dan modal utama untuk tidak menjadi egois setiap kali terjadi perbedaan pendapat adalah dengan menempatkan kata ‘kita’ sebagai fokus utama.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 154 pasangan suami-isteri yang sudah menikah lebih dari 15 tahun, ditemukan bahwa mereka yang mengunakan kata ‘kita’ setiap kali berargumentasi ketika berbeda pendapat, ternyata lebih jarang mengalami pertengkaran. Plus penggunaan kata ‘kita’ membuat pasangan tersebut menyampaikan argumentasi dengan emosi yang positif.

Hal berbeda terjadi ketika pasangan yang berbeda pendapat, menyampaikan argumentasinya dengan menggunakan kata ‘Aku’ atau ‘Saya’. Emosi yang keluar lebih negatif dan lebih sering merasa pertengkaran dengan pasangan membuat mereka stres.

“Menggunakan kata ‘kita’ saat bertengkar menunjukkan bahwa kedua belah pihak ada dalam posisi tawar yang sama dan dengan kepentingan yang sama,” ucap ketua penelitian Benjamin Seider.

5. Olahraga Bersama, Tak Hanya Menyehatkan Tapi Juga Membuat Kita Lebih Bergairah.

Olahraga BersamaSebuah penelitian menemukan, 94 persen pasangan yang mengikuti program fitnes bersama memiliki ikatan cinta yang lebih kuat. Sebab ketika berolahraga, mereka bisa saling memotivasi untuk hidup sehat. Plus, sama-sama menyukai olahraga juga membuat pasangan tersebut bisa menemukan aktivitas baru dengan mencoba olahraga-olahraga yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Sementara itu, penelitian lain membuktikan bahwa perempuan lebih percaya diri ketika berhubungan seksual karena rutinitas olahraga membuat tubuhnya semakin seksi. Olahraga juga membuat kita bisa menghalau stres lebih mudah, membuat badan lebih bugar, serta meningkatkan libido. Jadi, masih berpikir panjang untuk rutin olahraga bersama pasangan?

6. Rayakan Kesuksesan Pasangan

Rayakan Kesuksesan PasanganApakah kita memberikan senyuman manis ketika melihat suami pulang membawa hadiah dari bosnya karena target perusahaan berhasil dicapai? Jika iya, maka reaksi simpel itu akan lebih diingat suami ketimbang reaksi panik kita ketika menghadapi masalah. Sebab menurut UCLA, apabila ada seseorang memberikan reaksi bahagia yang sama kepada kita saat berhasil mewujudkan sesuatu, maka kita akan terus mengingat reaksi itu.

Sedangkan pada hubungan suami-isteri, reaksi turut senang dengan apa yang berhasil dicapai pasangan adalah bahasa lain untuk menunjukkan bahwa kita percaya pasangan dapat menyempurnakan setiap tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Inilah yang kemudian akan membuat pasangan semakin percaya diri terhadap setiap hal yang dia lakukan. Dan ketika pasangan merasa diberikan rasa percaya diri dari isterinya, maka dia akan merasa tak ada orang lain yang lebih tepat untuk dicintai kecuali isterinya.

Ada beberapa tips yang dapat kita pertimbangkan, saat rumah tangga kita berada diambang perceraian. Berikut adalah beberapa diantaranya:

1. Cari Sumbernya. Ada asap pasti ada api. 

Demikian juga halnya dengan kehidupan rumah tangga. Keputusan untuk bercerai tentunya bukan tanpa sebab. Karena itu, carilah sumber dari hal ini. Jika sumber permasalahannya sudah dapat ditemukan, cobalah untuk menyelesaikan dengan baik-baik. Sebab setiap masalah tentu mempunyai jalan keluar. Apapun masalah yang menjadi sumber dari keputusan cerai yang akan diambil, sebaiknya pertimbangkan dengan matang. Sebab, jika kita sudah menemukan sumber permasalahannya, maka keputusan yang tepat akan dapat diambil, apakah akan meneruskan keputusan untuk bercerai, atau tidak.

2. Introspeksi. 

Bila Anda sudah mengetahui penyebab kenapa Anda atau suami ingin bercerai, cobalah untuk berintropeksi. Ini yang seringkali sulit dilakukan. Pasalnya, masing-masing pasangan pasti merasa dirinyalah yang benar. Mereka tak bakal bisa menerima kenyataan bahwa merekalah pangkal sebab munculnya niat cerai. Mungkin, Anda malu mengakui secara jujur kekurangan Anda, tapi cobalah menjawab dengan jujur pada diri sendiri bahwa yang dikatakan pasangan Anda ada benarnya. Mumpung masih ada waktu, kenapa tak Anda coba perbaiki dari sekarang? Tentu, suami pun harus melakukan hal serupa. Bisa jadi, ialah yang membuat perkawinan menjadi goyah dan tak harmonis lagi.

3. Jangan membesarkan masalah.

Jika Anda dan suami sudah tahu sumber keributan dan konflik dalam rumahtangga, sebaiknya jangan memperbesar masalah. Juga, jangan mencari masalah baru. Pasalnya, ini justru akan memperkeruh suasana. Bila Anda menyadari kekurangan yang ada, tak ada salahnya meminta maaf. Tidak perlu malu dan berusaha menjadi istri yang baik seperti yang diharapkan suami. Cobalah untuk mencari solusi sebaik-baiknya.

Meski sepertinya sangat tak enak, cara ini bisa menjadi jalan terbaik untuk menghindari perceraian. Pisah untuk sementara waktu akan membantu suami-istri untuk menenteramkan diri sekaligus menilai, keputusan apa yang sebaiknya ditempuh. Kenapa harus pisah rumah? Pasalnya, dua hati yang sama-sama sedang panas, sebaiknya tak bertemu setiap hari. Jika setiap hari bertemu, yang terjadi bukan membaik, malah justru bakal semakin panas. Bisa-bisa ribut terus dan tidak ada titik temu. Yang dibahas setiap hari pasti akan balik ke masalah yang itu-itu saja. Anda bisa misalnya mengungsi dulu ke rumah orang tua, sementara suami pindah dulu sementara ke rumah orang tuanya. Pisah rumah akan membantu mendinginkan hati yang sedang memanas, sehingga Anda dan suami dapat berpikir jernih.

5. Komunikasi. 

Apapun,komunikasi merupakan fondasi sebuah hubungan, termasuk hubungan dalam perkawinan. Tanpa komunikasi, hubungan tak bakal bisa bertahan. Jadi, seberat apapun situasi yang tengah Anda hadapi, sebaiknya tetap lakukan komunikasi dengan pasangan. Bahkan setelah Anda dan suami sama-sama hidup terpisah, cobalah untuk tetap berkomunikasi. Coba diskusikan bersama, langkah terbaik apa yang bisa Anda berdua lakukan untuk menghindari perceraian, untuk mempertahankan mahligai rumahtangga. Tak mudah memang, tapi jika Anda berdua sudah berpisah untuk sementara waktu, situasi panas barangkali sudah lewat, sehingga Anda berdua sudah siap untuk berkomunikasi. Jangan merasa malu atau gengsi untuk saling menghubungi.

6. Libatkan keluarga.

Jika kenyataannya, pasangan sudah tidak dapat diajak berkomunikasi atau selalu berusaha menghindar, cobalah libatkan anggota keluarga yang memang dekat dengannya. Orang tua, kakak atau pamannya misalnya. Pokoknya, siapa saja yang Anda rasa bisa Anda ajak berbicara. Tentu, Anda jangan pernah menutupi akar permasalahan yang ada kepada mereka, tetapi berterus teranglah. Katakan juga, apa sebetulnya kekurangan Anda maupun kekurangan suami. Siapa tahu, mediator ini dapat melunakkan hati Anda dan pasangan, sekaligus mencarikan solusi untuk kembali bersatu.

7. Cari teman curhat. 

Menghadapi perceraian tentu akan membuat pikiran runyam, pekerjaan terbengkalai dan bingung harus berbuat apa. Nah, kondisi tidak nyaman ini bisa Anda atasi bila Anda bisa berbagi dengan orang terdekat, sahabat misalnya. Dengan berbagi, beban pikiran Anda akan terasa lebih ringan. Yang harus dicermati, jangan mencari teman curhat yang lawan jenis. Carilah teman curhat sesama jenis. Pasalnya, bila Anda bercerita, mengungkapkan uneg-uneg Anda pada teman pria, belum tentu sepenuhnya ia akan mendukung Anda untuk kembali bersatu dengan suami. Bisa jadi ia malah menggoda Anda, dan jika Anda akhirnya benar-benar tergoda, yang muncul akhirnya malah masalah baru.

8. Ingat anak. 

Anak biasanya menjadi senjata terampuh untuk meredam konflik antara suami-istri. Jadi, bila ternyata antara Anda dan suami sama-sama menginginkan perceraian, cobalah ingat anak-anak Anda, buah cinta kasih Anda dan suami. Ingatlah bahwa mereka masih sangat membutuhkan Anda dan suami. Apakah mereka harus menjadi korban perceraian karena keegoisan orang tuanya? Lantas, setelah Anda bercerai, kemana dan kepada siapa mereka harus ikut, Anda atau suami? Jika Anda menyayangi mereka, pikirkan kembali keputusan tersebut.

9. Kesampingkan ego pribadi.

Jika Anda memang masih menginginkan keutuhan rumahtangga, segera buang jauh-jauh ego yang ada dalam diri Anda. Jangan merasa diri selalu benar dan sealu menyudutkan pasangan, begitu pula sebaiknya. Sadarilah bahwa apa yang terajadi sekarang adalah kesalahan Anda dan suami. Kalaupun selama ini ada sakit hati yang terselip, cobalah untuk saling memberi maaf.

10. Jujur pada diri sendiri.

Jujurlah pada diri sendiri, apakah Anda sudah siap mental untuk berpisah selamanya dengan suami? Perceraian tidaklah semudah yang dibayangkan. Berpisah lalu hidup tenang. Tidak selamanya perceraian membuat kehidupan menjadi bahagia. Bisa jadi justru sebaliknya, lebih hancur. Banyak masalah-masalah di kemudian hari yang berbuntut panjang. Mulai anak, harta gono-gini sampai hubungan antar-keluarga yang ikut tidak harmonis. Jadi, pikirkan kembali jika ingin mengambil keputusan ini. Selain jujur, Anda juga harus mengedepankan rasio. Perempuan biasanya memang lebih banyak menggunakan perasaan, namun untuk soal seberat ini jangan hanya perasaan. Pertimbangkan benar, apa dampaknya bagi Anda dan keluarga jika perceraian itu benar-benar terjadi.

11. Banyak berdoa.

Banyak berdoa dan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa dapat membantu permasalahan Anda. Mintalah petunjuk dari-Nya. Dengan semakin bertekun dan mendekat kan diri, insya Allah doa Anda akan terjawab

12. Buka lembaran baru.

Jika Anda dan suami akhirnya bisa kembali rukun, maka Anda harus siap membuka lembaran baru bersama suami. Jangan pernah mengungkit-ungkit persoalan dan penyebab Anda berdua pernah berniat untuk bercerai. Sekali Anda mengungkit-ungkit, bisa jadi Anda akhirnya akan benar-benar bercerai. Yang paling penting adalah saling mengingatkan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Jika memang keputusan cerai yang diambil, sebaiknya pertimbangkan masa depan anak-anak. Jangan sampai perceraian yang terjadi menjadi masalah untuk perkembangan keturunann anda. Dan dari 6 Jawaban para ahli diatas ditambah 12 tips berikutnya, sepertinya kita bisa melakukan itu semua dengan baik saat proses pendekatan atau pacaran. Jadi bukan hal yang sulit untuk melakukannya lagi demi membuat rasa cinta yang kita punya tetap tumbuh subur.​

Apapun alasannya, perceraian akan selalu menyisakan kesedihan. Dampak perceraian tidak hanya dialami oleh suami-istri. Justru yang lebih parah adalah dampaknya terhadap psikologi anak-anak. Karena itu sebaiknya perceraian sebisa mungkin dihindari.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Updates Via E-Mail