Sabtu, 27 April 2013

Mengenal Candlelight Photography

Teknik Fotografi - Nah.. artikel kali ini bisa jadi konsep foto pre-wedding loh, kenapa? candlelight photography atau fotografi dengan sumber cahaya lilin bisa memperkuat kesan romantis. Hmm jadi inget masa-masa pacaran saat candlelight dinner bukan? Apakah sobat pernah mencoba melakukan candlelight photography ini? Hasilnya bisa jadi menakjubkan loh, mengingat cahaya lilin terkesan hangat dan keemasan belum lagi cahaya lilin selalu berkedip menimpa wajah subyek foto atau model.

We three...

 

Setiap bidang fotografi selalu memiliki tantangan termasuk pada foto bersumber cahaya lilin ini. Bisa dipastikan Sobat akan menjumpai kondisi rendah cahaya dan itu adalah hal pertama yang harus kalian hadapi. Berikut ini adalah beberapa tips ketika melakukan candlelight photography:

1. Matikan Flash.

Jika sobat ingin mendapatkan cahaya alami lilin maka matikan flash kalian. Cobalah menggunakan flash, dan Sobat tentu tidak akan mendapatkan cahaya hangat bewarna keemasan yang berasal dari lilin.

2. Gunakan Tripod

Sama seperti pada pemotretan rendah cahaya yang lain, gunakan tripod untuk mendapatkan gambar yang tajam. Shutter speed rendah rentan sekali dengan camera shake atau goncangan kamera. Pastikan kamera kalian tetap diam pada saat pemotretan dengan menggunakan tripod, dan pertimbangkan juga menggunakan shutter release untuk mengurangi guncangan saat Sobat menekan tombol shutter.

3. Tambahkan lilin.

Seperti yang telah kami jelaskan diatas, bahwa tantangan paling besar pada canlelight photography adalah kurangnya cahaya pada saat pemotretan. Memperbanyak lilin tentu saja bisa memperkuat cahaya, dan tentunya juga akan memberikan kalian keleluasaan dalam mengatur shutter speed,ISO dan aperture.

4. Perlebar jarak lilin.

Menggunakan satu lilin atau memposisikan lilin berdekatan di satu posisi akan menimbulkan cahaya yang membuat bayangan menjadi kuat di wajah subyek. Bayangan tersebut bisa saja apa yang kalian cari, tetapi idealnya cahaya yang menyebar rata akan membentuk bayangan yang lebih lembut.

5. Reflektor Alami

Manfaatkan taplak meja atau serbet yang bewarna putih, benda-benda tersebut bisa menjadi reflektor alami untuk menambah cahaya pada subyek foto kalian. Jika tidak percaya cobalah memotret dengan dan tanpa taplak meja yang bewarna putih, tentu foto dengan taplak meja putih akan terexpose lebih bagus dibandingkan satunya. Taplak meja tersebut memantulkan cahaya lilin ke arah wajah subyek foto. Hal ini juga berlaku pada dinding atau atap. Tentu efek nya tidak sebesar yang kita harapkan, tetapi pada kondisi rendah cahaya itu semua akan membantu kalian mendapatkan foto yang lebih baik.

6. Lensa Cepat

Jika Sobat memotret menggunakan kamera DSLR dan memiliki beberapa pilihan lensa, maka pilihlah lensa tercepat yang kalian miliki. Kenapa lensa cepat? karena lensa ini memfasilitasi kalian dengan aperture yang lebih lebar dan itu berarti akan lebih banyak cahaya yang masuk ke kamera. Sobat bisa menggunakan lensa 50mm (f/1.8 atau f1/4). Perhatikan juga bahwa dengan menggunakan aperture lebar akan menghasilkan depth of field atau ruang tajam yang sempit, dan makin sedikit area foto yang akan terfokus. 

7. Zoom dan Aperture

Jika Sobat menggunakan lensa zoom maka perhatikan bahwa semakin pendek focal length maka semakin besar pula aperture maksimal yang bisa digunakan. contoh jika kalian menggunakan lensa kit 18-55mm maka jika kalian menggunakan FL 18mm maka aperture maksimal yang bisa digunakan pun akan semakin lebar f/3.5. Jadi mendekatlah ke subyek pada saat memotret dengan menggunakan focal length pendek (lebar) untuk mendapatkan aperture maksimal yang lebih lebar. 

8. Konteks dan background

cobalah untuk tetap sesimple mungkin, jika memungkinkan tempatkan subyek didepan background bewarna putih. hindari benda-benda atau obyek yang bisa menjadi pemecah perhatian penikmat foto kalian.

9. Shutter Speed

Satu cara untuk mendapatkan banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera adalah dengan menggunakan shutter speed lambat. Ingat bahwa dengan mengurangi kecepatan shutter maka akan meningkatkan potensi terekamnya gerakan pada foto (baik itu gerakan subyek, atau api lilin). Jika subyek pemotretan terlihat diam termasuk api lilin, cobalah menggunakan kecepatan 1/15.

10. Pengaturan ISO 

Cara lain ketika menghadapi kondisi rendah cahaya adalah dengan menaikkan atau meninggikan pengaturan ISO di kamera. Tentu ada konsekuensi ketika kalian merubah pengaturan ISo ini, yaitu timbulnya noise atau grain pada foto kalian. Jika Sobat tidak menghendaki adanya ISO, cobalah tetap menggunakan ISo dibawah 400, lebih dari itu maka kalian akan menemui noise, terutama jika kalian mencetak foto tersebut dengan ukuran besar.

11. Exposure

Jika Sobat menyertakan lilin di dalam frame, kamera kalian akan menghasilkan foto yang underexposed karena kamera melihat adanya sebuah spot yang terang. Sobat tentu mungkin akan mencoba menaikkan satu atau dua stop dari apa yang direkomendasikan oleh kamera. Ingat jangan menaikkan stop terlalu banyak, kalian akan berakhir dengan spot yang terlalu terang dalam foto kalian.

12. White Balance

Lakukan sedikit eksperimen dengan pengaturan white balance ketika melakukan candlelight photography. Lilin menyebarkan cahaya yang bewarna hangat. Pengaturan WB secara otomatis atau "AUTO" kemungkinan tidak akan memberikan warna hangat yang kalian cari. Cobalah beberapa pengaturan white balance seperti indoor dan tunsten. Jangan lupa untuk menggunakan format RAW agar kalian lebih leluasa mengatur white balance saat post processing.

13. Komposisi

Dari segi komposisi ada 2 hal yang bisa dilakukan, Sobat bisa menyertakan lilin dalam frame atau membiarkannya diluar frame. Kedua komposisi tersebut sama-sama mampu menghasilkan foto yang bagus, bereksperimenlah! Jika kalian memutuskan untuk menyertakan lilin pada frame tentu akan mempengaruhi pengaturan kamera (seperti yang telah dibahas di bagian exposure), tetapi juga akan menciptakan point of interest yang kuat, dan menuntun mata penikmat foto ke lilin-lilin tersebut, tetapi ingat juga jangan sampai lilin malah memecah perhatian dari subyek utama kalian.

14. Sumber cahaya lain

Terkadang lilin tidak mampu untuk menghasilkan cahaya yang cukup pada saat pemotretan, jika kalian merasa ini terjadi, maka pertimbangkan untuk menambah sumber cahaya lain seperti lampu yang memiliki karakter cahaya hangat/keemasan.

15. Gunakan flash yang dilengkapi dengan Colored Gel.

Poin nomor satu memang kami merekomendasikan untuk mematikan flash untuk mendapatkan natural light lilin. Tetapi bisa menjadi perkecualian jika kalian memiliki perangkat fotografi sederhana seperti colored gel. perangkat fotografi sederhana ini bisa merubah warna flash menjadi lebih hangat atau keemasan. Jangan menggunakan cahaya flash terlalu kuat, lakukan beberapa uji coba agar kalian masih bisa mendapatkan warna-warna natural dari lilin.

Foto Kurang Tajam? Tidak Lagi Deh!!

Tips Fotografi - Salah satu elemen terpenting dalam fotografi adalah bagaimana mendapatkan foto atau gambar yang tajam dan jelas. Masalah yang paling sering dihadapi oleh fotografer pemula adalah perihal fokus, mungkin karena masih baru dan belum menguasai fotografi digital menggunakan DSLR sepenuhnya. Diantara sobat Infotografi pasti pernah merasa kesal ketika memotret anda sudah membayangkan mendapatkan foto yang tajam, tetapi ketika melihat kembali foto-foto tersebut di komputer dengan layar yang lebih lebar ternyata foto-foto tersebut kurang tajam atau tidak sefokus yang Sobat harapkan.

Sharp turquoise


Ada beberapa hal yang bisa Sobat lakukan untuk meningkatkan presentase mendapatkan foto yang tajam. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mendapatkannya:

1. Pilih fokus point secara manual

Kamera DSLR, mirrorless, tipe sensor 4/3 telah memiliki fitur pemilihan titik fokus secara manual. Coba sobat lihat melalui viewfinder atau jendela bidik kamera, kalian akan menemui beberapa titik atau persegi kecil yang berkedip ketika bekerja, itu adalah zona atau titik fokus yang bisa kalian pilih. Pastikan titik fokus tidak secara otomatis dioperasikan oleh kamera, dengan begitu kalian bisa memilih titik mana yang akan menjadi target fokus. Kenapa bukan kamera yang melakukannya secara otomatis? toh akan mempermudah kerja kita! Terkadang kamera memilih titik fokus yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kamera terkadang memilih subyek yang terdekat, dan ini akan mengacaukan semuanya ketika Sobat memiliki subyek yang terletak dibelakang sebuah benda di foreground. Tiap model atau merk kamera biasanya memiliki perbedaan dalam mengatur cara kerja fokus. Cobalah membaca kembali buku manual kamera kalian.

2. Pilih mode fokus yang tepat

Kamera kebanyakan memiliki beberapa tipe mode fokus. Pada kamera Canon Sobat akan menemui mode Single (One Shot), AI (Artificial Inteligence), dan AI Servo. Pada kamera Nikon mode-mode fokus antara lain: AF-S, AF-C dan AF-A. Pilih salah satu yang paling pas untuk subyek yang kalian potret.

Single (AF-S) berarti bahwa kamera akan memfokuskan dan mengunci di satu obyek dan tidak akan melakukan fokus ulang sampai Sobat selesai menekan tombol shutter. AI Servo (AF-C) digunakan untuk continuous focus atau fokus berkelanjutan biasanya tepat digunakan untuk subyek yang bergerak. Pada mode ini ketika kalian menekan tombol shutter setengah, kamera akan selalu memfokuskan pada subyek yang bergerak tersebut, kamera tidak akan mengunci fokus sampai Sobat menekan tombol shutter secara penuh. AI (AF-C) berarti kamera akan memilih secara otomatis diantara Dua mode yang telah disebutkan tadi.

3. Atur minimum Shutter Speed

Banyak sekali perdebatan tentang berapa batas minimal shutter speed agar tangan kita masih mampu untuk menghandle-nya. Beberapa fotografer menyarankan agar menggunakan tidak lebih lambat dari 1/60 detik, di beberapa artikel yang lalu kami selalu menyarankan agar sobat menggunakan shutter speed minimal (1 / panjang focal length). Jika Sobat menggunakan focal length 200mm, maka batas minimal agar foto bebas blur adalah menggunakan shutter speed 1/200 detik, kecepatan shutter tersebut akan mengeliminasi blur yang diakibatkan baik dari camera shake. Semakin panjang focal length tentu akan semakin besar pula potensi terjadinya camera shake. perlu diingat bahwa jika Sobat memotret dengan kamera APS-C maka 200mm berarti seperti 350mm, jadi kalian perlu shutter speed minimal 1/400 detik. Sobat bisa bernafas sedikit lega jika memiliki lensa yang dilengkapi dengan fitur image stabilization, kalian bisa lebih leluasa mengatur shutter speed sebanyak 1 atau 2 stop, itupun masih tergantung dari tingkat kemampuan stabilitas tangan kalian. Perhatikan juga bagaimana posisi tangan kalian ketika memegang kamera saat memotret.

4. Gunakan Tripod dan Shutter Release / Trigger

Tripod berarti Tiga kaki dan tiga selalu lebih baik dari 2 bukan? Tripod bisa menjadi sahabat para fotografer untuk mendapatkan gambar yang tajam. Sobat pasti sudah tahu apa itu tripod, dan bahkan setiap fotografer pasti memiliki setidaknya satu buah tripod untuk membantu aktifitas fotografi mereka. Menempatkan kamera pada tripod saat memotret, serta penggunaan yang tepat bisa sangat membantu dalam mendapatkan foto yang tajam. Carilah tripod yang memiliki meterial kokoh dan yang pasti mampu untuk menopang bobot dari kamera kalian. Jangan sampai Sobat mengalami kejadian terburuk yang bisa terjadi dengan jatuhnya tripod beserta kamera kalian hanya gara-gara tripod kurang kuat, jadi tidak ada salahnya berinvestasi ke tripod yang relatif mahal. Tripod yang terbuat dari karbon fiber bisa menjadi pilihan yang bagus, tentu kalian harus menyediakan anggaran yang sedikit ekstra.

Trigger dan shutter release bisa menjadi tambahan yang bagus untuk dikombinasikan dengan tripod. Perangkat fotografi ini memungkinkan kita untuk memotret tanpa menyentuh kamera atau tombol shutter, tentu hal ini akan mengurangi potensi guncangan yang terjadi ketika kita menekan tombol shutter. Satu hal yang perlu diingat adalah matikan fitur Image Stabilization (IS) atau Vibration Reduction (Vr) jika sobat tengah menggunakan tripod. Kenapa? karena IS/VR bekerja menggunakan motor kecil di dalam lensa dan bergetar untuk mengkompensasi getaran kamera. Sobat tentu tidak ingin adanya getaran walau sekecil apapun ketika menggunakan Tripod.

Persiapkan Diri Sebelum Memotret Pernikahan

Tips Fotografi - Diantara sobat infotografi pasti banyak yang sering memotret atau mendokumentasikan acara pernikahan, yang jadi pembahasan kali ini adalah apa sih yang sobat siapkan pada malam sebelum acara sakral tersebut? tentu berkaitan dengan perangkat fotografi yang akan digunakan besoknya :) Jangan sampai aktifitas memotret tersebut kacau balau dan kalian kehilangan banyak momen berharga hanya karena Sobat kurang mempersiapkan diri. Berikut adalah beberapa hal yang setidaknya perlu untuk dipersiapkan bagi fotografer sebelum memotret acara pernikahan.
ring / yüzük
1. Hubungi pasangan pernikahan atau pengantin perempuan dan konfirmasikan semua detail yang telah dibahas ketika mendiskusikan foto seperti apa yang mereka inginkan, dan tentu item-item tersebut harus dicatat sedetail mungkin. Konfirmasikan kembali kapan dan dimana kalian akan bertemu, tapi ingat! jangan bertanya terlalu banyak pada mereka, karena tentu saja mereka dalam kondisi sibuk mempersiapkan segalanya.

2. Periksa kembali daftar atau check list kalian dan pastikan semua telah dipersiapkan. Pasangan pengantin beserta keluarganya tentu tidak akan menunggu jika kalian masih berlari-lari ke toserba terdekat hanya untuk membeli baterai AAA. Ada beberapa hal yang fotografer biasa lupakan:
  • Kontrak pemotretan yang telah ditanda-tangani. sewaktu-waktu kalian membutuhkannya loh.. :)
  • Cemilan dan air minum.
  • Kamera cadangan, jika tidak punya cobalah meminjam teman keluarga atau menyewanya.
3. Charge atau isi ulang baterai dan kemas juga charger tersebut. Tidak ada yang lebih baik dibandingkan "sedia payung sebelum hujan". Isi ulang semua baterai termasuk flash walaupun masih ada isinya atau tidak. lebih baik untuk tidak bongkar-bongkar tas sementar pengantin sudah mulai acara sakralnya bukan?

4. Coba bayangkan apa yang akan anda lalui saat pemotretan esok hari, termasuk bagaimana melakukan pendekatan pada orang-orang yang berwenang di gedung atau tempat pernikahan. Apa yang bisa dan tidak boleh dilakukan saat memotret di tempat tersebut, terkadang tempat peribadatan memiliki kebijakan serta aturan tersendiri. Bayangkan juga bagaimana meng-handle anggota keluarga yang menolak untuk difoto, tentu itu bisa mengacaukan agenda foto kalian bukan? Apa yang harus Sobat katakan? Apa yang kalian rasakan, memang sih terdengar sepele. tapi ini sering terjadi.

5. Lihat perkiraan cuaca esok hari. Negara kita saat ini memiliki cuaca yang terkadang tidak menentu. Cobalah merencanakan untuk mengantisipasi bagaimana Sobat menangani cuaca yang tidak diinginkan dan berpotensi mengacaukan pemotretan.

6. Rencanakan juga pakaian yang akan Sobat pakai. Hitam adalah warna yang cukup aman. Terkesan profesional dan bersahaja. Jangan memakai sepatu yang bisa mengeluarkan bunyi berdecit ketika berjalan di atas lanta. Bagi fotografer wanita jangan memakai gaun kecuali kalian memakai legging, Sobat tentu tidak ingin kebingungan ketika memotret dengan posisi jongkon bukan?

7. Carilah insipirasi! Taruhlah beberapa foto pernikahan favorit kalian di handphone! itu bisa menjadi contekan ketika kalian lupa atau kehilangan ide-ide memotret.

So.. persiapkan diri kalian dan buatlah foto-foto yang selalu dikenang oleh pasangan penganti seumur hidupnya..

Ternyata T-shirt Putih Bisa Jadi Reflektor Loh!

Tips Fotografi - Beberapa hari yang lalu Kami sempat sharing dengan salah satu sobat InFotografi tentang penggunaan reflektor untuk pencahayaan subyek pada foto portrait. Ada beberapa macam ukuran serta warna reflektor yang beredar di pasaran dan tentu penggunaannya tergantung dari kebutuhan, dan kebanyakan semuanya sudah didesain sesimple mungkin untuk keperluan mobilitas. 

white tshirt


Ada satu cerita yang menarik ketika Sobat tersebut tidak membawa reflektor saat foto portrait, dan dia merasa membutuhkan reflektor untuk mengisi cahaya pada bagian wajah yang tertutup oleh bayangan. Dia menggunakan Kaos atau T-shirt bewarna putih yang dipakainya sebagai reflektor.

Kuncinya adalah posisi badan dengan kaos putih harus cukup dekat dengan subyek portrait dan tentu dengan matahari yang bersinar terang ke arah kalian sehingga cahaya bisa terpantul kembali ke arah subyek foto.

Mungkin terdengar sedikit aneh, tetapi percayalah hal ini bisa dilakukan, dan kabar baiknya Sobat tidak perlu repot-repot mensetting / membawa reflektor yang terkadang membuat subyek tidak merasa nyaman saat pemotretan.

Trik ini juga berlaku pada saat memotret menggunakan flash. Arahkan flash pada badan asisten kalian agar cahayanya terpantul ke subyek foto. Pantulan cahaya dari kaor bewarna putih akan tetap menghasilkan warna yang natural, dibandingkan dengan memantulkan cahaya pada permukaan yang bewarna. Jadi, siapa yang tahu bahwa T-shirt warna putih bisa berperan sebagai reflektor :)

Masalah Saat Foto Siluet? Coba Spot Metering

Teknik Fotografi - wah rasanya sudah lama tidak menulis tips serta artikel fotografi di blog ini.. moga-moga sobat masih berkenan membacanya :) Barangkali Sobat pernah merasa frustasi ketika memotret sebuah subyek yang tersembunyi di balik bayangan atau hasil foto selalu overexposure. Padalah Sobat sudah memeriksa metering kamera sudah menunjukkan di angka 0. dalam kebingungan tersebut, Sobat pasti mencoba memotret ulang tetapi hasilnya tetap saja sama, exposurenya tidak tepat. Untuk mengatasi masalah tersebut cobalah untuk menggunakan metering Spot.
Family is a heaven in a heartless world

Teknik fotografi ini sering kali terlupakan oleh kebanyakan fotografer pemula. Fitur kamera yang satu ini memberikan keleluasaan bagi fotogarer untuk mengontrol secara presisi porsi yang mana dari frame yang harus diukur untuk mendapatan exposure yang pas.
Secara default kebanyakan kamera DSLR menggunakan metering matrix. matrix merupakan sebuah pemrosesan mutakhir yang membaca intensitas cahaya dari beberapa titik didalam sebuah adegan, lalu kemudian sistem metering ini akan memutuskan apa yang harus "disajikan" untuk hasil dengan exposure yang tepat. Masalah yang timbul ketika menggunakan matrix adalah jika frame kalian mengandung banyak intensitas cahaya yang berbeda atau jika Sobat mencari efek tersendiri dalam sebuah foto.
Sebagai contoh, jika Sobat ingin memotret sebuah siluet pada saat matahari tenggelam, metering matrix akan menghasilkan foto yang overexposure dibagian background akibat kompensasi dari subyek yang ada di foreground. Masih belum mengerti dimana mengatur spot metering? yuk kita baca lagi buku manual, yang mungkin berdebu di dalam kardus kamera kalian. :) tidak sulit kok hanya memerlukan beberapa langkah.

Selamat Mencoba.. :)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Updates Via E-Mail